Kamis, 23 Januari 2014

Bapak Kuncen sebagai Tokoh Masyarakat



Bapak Uye selaku Kuncen Desa Sukamulya
 
 
Nama                    :  Uye  Sutarya

Usia                       : 58 tahun (2014)

Pekerjaan           : Petani dan Juri Kunci Desa Sukamulya (Kuncen)

 

AWAL KARIR

                Bapak Uye Suyatna memulai karirnya sebagai seorang juru kunci desa, atau lebih dikenal dengan sebutan kuncen. Dalam meraih posisi untuk menjadi seorang kuncen tidaklah sembarangan. Sebab sebagaimana kita semua ketahui, seorang kuncen dipilih berdasarkan garis keturunan. Kuncen pertama Desa Sukamulya ialah Aki Karwi. Sebagai seorang kuncen, Aki Karwi merupakan orang yang pertama kali melestarikan Desa Sukamulya. Aki Karwi mempunyai 5 orang anak, salah satunya ialah Bapak Sadam yang kemudian menjadi kuncen kedua di Desa Sukamulya. Setelah Bapak Sadam, kuncen digantikan oleh Bapak Patni sampai tahun 1992. Kedudukan Bapak Patni digantikan oleh Bapak H. Sahlan yang menjabat sejak 1992 sampai 1997. Masa jabatan Bapak H. Sahlan hanya berlangsung singkat karena beliau sakit. Demi melanjutkan kursi kekuasaan Kuncen Desa Sukamulya, Bapak H. Sahlan meminta kepada anak-anaknya untuk menggantikannya, tapi tidak ada yang bersedia untuk meduduki jabatan tersebut. Ketika tidak ada yang bersedia untuk menggantikan Bapak H. Sahlan, maka beliau mencari generasi keduanya, yaitu dari pihak cucu. Bapak Uye Sutarna merupakan cucu dari Bapak H. Sahlan. Bapak Uye diminta untuk menduduki posisi kuncen. Awalnya beliau menolak karena merasa masih muda. Namun keputusan tersebut berubah ketika suatu hari Bapak Uye mendapatkan wahyu untuk menjabat sebagai Kuncen Desa Sukamulya.

KARIR

                Sebagai seorang kuncen, Bapak Uye Sutarna bertugas melestarikan budaya, adat, dan norma Desa Sukamulya. Amanat tersebut beliau pegang teguh hingga saat ini. Dalam melestarikan tiga hal tersebut, tentunya banyak kegiatan yang beliau lakukan. Salah satunya ialah menjaga  kearifan lokal Desa Sukamulya, yaitu pemakaman leluhur desa yang sering disebut dengan ‘keramat’. Keramat menjadi salah satu tempat tujuan tamu-tamu dari luar kota. Bahkan Bapak Uye menyebut kehadiran wisatawan ke keramat tersebut sebagai salah satu bentuk silaturahmi.

                Selain menjadi seorang kuncen, Bapak Uye turut bekerja di sawah sebagai seorang petani. Upahnya memang tidak besar, namun ia memiliki prinsip bahwa warga desa harus produktif. Dalam 4 bulan Pak Uye dapat memperoleh 5 kwintal padi dan angka tersebut cukup menambah penghasilan beliau.

                15 tahun merupakan waktu yang lama untuk menjabat sebagai seorang kuncen. Dalam kurun waktu yang lama itu, Pak Uye tidak pernah menghadapi masalah. Bahkan dari tahun ke tahun karirnya mengalami peningkatan hingga namanya dikenal sampai ke luar negeri. Tidak jarang ia kedatangan tamu dari Korea, Belanda, dan Amerika.

PETUAH

                Sebagai Kuncen Desa Sukamulya, beliau hanya dapat berpesan bahwa budaya Desa Sukamulya akan terus melekat di kehidupan masyarakat. Sebab budaya Desa Sukamulya merupakan cerminan dari arti namanya sendiri, yaitu suka (senang) dan mulya (kebaikan). Bapak Uye memastikan bahwa tidak akan ada budaya lain yang dapat mempengaruhi budaya asli Desa Sukamulya.

0 komentar:

Posting Komentar